Apa yang akan dilakukan seseorang yang mempunyai sebuah atau beberapa pertanyaan? Dia pasti akan memenuhi rasa ingin tahunya sesuai dengan pengetahuan yang didapatkan. Salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan itu yaitu dengan menggunakan metode ilmiah (scientific) yang dianggap sebagai metode paling memuaskan dan komplek. Meskipun, metode ilmiah tidak selalu dapat menjawab semua pertanyaan.
Pengumpulan informasi (data) atau keterangan sebanyak mungkin adalah langkah lanjutan setelah pertanyaan (hipotesis). Pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu observasi dan eksperimen. Perbedaan pada kedua cara ini adalah ketersediaan data. Observasi digunakan jika data yang dicari sudah tersedia, sehingga untuk mendapatkan data yang diinginkan perlu teknik untuk mengambil data tersebut misalnya dengan teknik sampling/ sensus.
Eksperimen (percobaan) mempunyai karakter yang berbeda. Inti dari percobaan adalah membangkitkan (mensimulasi) data sedemikan sehingga unsur-unsur yang menyebabkan data itu muncul terkontrol. Kegiatan ini biasanya dilakukan di laboratorium, misalnya pengendalian kadar pupuk untuk mendapatkan kadar optimum bagi pertumbuhan tanaman tertentu. Komputer juga dapat digunakan sebagai alat simulasi, misalnya perkiraan kejadian longsor jika terjadi sebaran hujan normal atau ektrim.
Data yang ilmiah harus memiliki tiga kriteria yaitu empiris, dapat diulang, dan bersifat publik. Empiris berarti data harus obyektif (tidak bias). Data juga harus dapat diulang, sehingga peneliti lain dengan cara yang sama/ mirip dapat menghasilkan data yang sama/ mirip. Hal ini dapat digunakan sebagai verifikasi. Bersifat publik adalah memungkinkan peneliti lain untuk melakukan hal yang sama. Ini bukan berarti bahwa orang lain harus melakukan hal yang sama, tetapi ini adalah keharusan untuk mengkomunikasikan penelitian baik secara tertulis atau tidak tertulis pada peneliti yang lain.